Jumat, 25 Maret 2011

DIAGNOSA KEPERAWATAN pasca operasi


ASUHAN KEPERAWATAN PASCA OPERASI

NO
Dx KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
1.
Kerusakan pertukaran gas.

·        Pengangkatan jaringan paru
·        Gangguan suplai oksigen
·        Penurunan kapasitas pembawa oksigen darah (kehilangan darah).

Kriteria hasil :
·        Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan adekuat dengan GDA dalam rentang normal.
·        Bebas gejala distress pernafasan.

·        Catat frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernafasan. Observasi penggunaan otot bantu, nafas bibir, perubahan kulit/ membran mukosa.
·        Auskultasi paru untuk gerakamn udara dan bunyi nafas tak normal.
·        Pertahankan kepatenan jalan nafas pasien dengan memberikan posisi, penghisapan, dan penggunaan alat
·        Ubah posisi dengan sering, letakkan pasien pada posisi duduk juga telentang sampai posisi miring.
·        Dorong/ bantu dengan latihan nafas dalam dan nafas bibir dengan tepat.

·        Pernafasan meningkat sebagai akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru.
·        Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi yang dioperasi normal pada pasien pneumonoktomi. Namun, pasien lubektomi harus menunjukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada.
·        Obstruksi jalan nafas mempengaruhi ventilasi, menggangu pertukaran gas.
·        Memaksimalkan ekspansi paru dan drainase sekret.
·        Meningkatkan ventilasi maksimal dan oksigenasi dan menurunkan/ mencegah atelektasis.

2.
Bersihan jalan nafas tidak efektif

·        Peningkatan jumlah/ viskositas sekret
·        Keterbatasan gerakan dada/ nyeri.
·        Kelemahan/ kelelahan.

Kriteria hasil :
Menunjukkan patensi jalan nafas, dengan cairan sekret mudah dikeluarkan, bunyi nafas jelas, dan pernafasan tak bising.

·        Auskultasi dada untuk karakteristik bunyi nafas dan adanya sekret.
·        Bantu pasien dengan/ instruksikan untuk nafas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi dan menekan daerah insisi.
·        Observasi jumlah dan karakter sputum/ aspirasi sekret.
·        Dorong masukan cairan per oral (sedikitnya 2500 ml/hari) dalam toleransi jantung.
·        Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, dan/ atau analgetik sesuai indikasi.

·        Pernafasan bising, ronki, dan mengi menunjukkan tertahannya sekret dan/ atau obstruiksi jalan nafas.
·        Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan menmguatkan upaya batuk untuk memobilisasi dan membuang sekret. Penekanan dilakukan oleh perawat.
·        Peningkatan jumlah sekret tak berwarna / berair awalnya normal dan harus menurun sesuai kemajuan penyembuhan.
·        Hidrasi adekuat untuk mempertahankan sekret hilang/ peningkatan pengeluaran.
·        Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara, mengencerkan dan menurunkan viskositas sekret.

3.
Nyeri (akut).

·        Insisi bedah, trauma jaringan, dan gangguan saraf internal.
·        Adanya selang dada.
·        Invasi kanker ke pleura, dinding dada
Kriteria hasil :
·        Melaporkan neyri hilang/ terkontrol.
·        Tampak rileks dan tidur/ istirahat dengan baik.
·        Berpartisipasi dalam aktivitas yang diinginkan/ dibutuhkan.

·        Tanyakan pasien tentang nyeri. Tentukan karakteristik nyeri. Buat rentang intensitas pada skala 0 – 10.
·        Kaji pernyataan verbal dan non-verbal nyeri pasien.
·        Catat kemungkinan penyebab nyeri patofisologi dan psikologi.
·        Dorong menyatakan perasaan tentangnyeri.
·        Berikan tindakan kenyamanan. Dorong dan ajarkan penggunaan teknik relaksasi

·        Membantu dalam evaluasi gejala nyeri karena kanker. Penggunaan  skala rentang membantu pasien dalam mengkaji tingkat nyeri dan memberikan alat untuk evaluasi keefktifan analgesic, meningkatkan control nyeri.
·        Ketidaklsesuaian antar petunjuk verbal/ non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri, kebutuhan/ keefketifan intervensi.
·        Insisi posterolateral lebih tidak nyaman untuk pasien dari pada insisi anterolateral. Selain itu takut, distress, ansietas dan kehilangan sesuai diagnosa kanker dapat mengganggu kemampuan mengatasinya.
·        Takut/ masalah dapat meningkatkan tegangan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri.
·        Meningkatkan relaksasi dan pengalihan perhatian.

4.
Anxietas.

·        Krisis situasi
·        Ancaman/ perubahan status kesehatan
·        Adanya ancman kematian.

Kriteria hasil :
·        Mengakui dan mendiskusikan takut/ masalah
·        Menunjukkan rentang perasaan yang tepat dan penampilan wajah tampak rileks/ istirahat
·        Menyatakan pengetahuan yang akurat tentang situasi.

·        Evaluasi tingkat pemahaman pasien/ orang terdekat tentang diagnosa.
·        Akui rasa takut/ masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
·        Terima penyangkalan pasien tetapi jangan dikuatkan.
·        Berikan kesempatan untuk bertanya dan jawab dengan jujur. Yakinkan bahwa pasien dan pemberi perawatan mempunyai pemahaman yang sama.
·        Libatkan pasien/ orang terdekat dalam perencanaan perawatan. Berikan waktu untuk menyiapkan peristiwa/ pengobatan.
·        Berikan kenyamanan fiik pasien.

·        Pasien dan orang terdekat mendengar dan mengasimilasi informasi baru yang meliputi perubahan ada gambaran diri dan pola hidup. Pemahaman persepsi ini melibatkan susunan tekanan perawatan individu dan memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat.
·        Dukungan memampukan pasien mulai membuka atau menerima kenyataan kanker dan pengobatannya.  
·        Bila penyangkalan ekstrem atau ansiatas mempengaruhi kemajuan penyembuhan, menghadapi isu pasien perlu dijelaskan dan emebuka cara penyelesaiannya.
·        Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi/ salah interpretasi terhadap informasi..
·        Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan kontrol/ kemandirian pada pasien yang merasa tek berdaya dalam menerima pengobatan dan diagnosa.
·        Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem/ ketidaknyamanan fisik menetap.

5.
Kurang pengetahuan mengenai kondisi, tindakan, prognosis.

·        Kurang atau tidak mengenal informasi/ sumber
·        Salah interperatasi informasi.
·        Kurang mengingat

Kriteria hasil :
·        Menyatakan pemahaman seluk beluk diagnosa, program pengobatan.
·        Melakukan dengan benar prosedur yang perlu dan menjelaskan alas an tindakan tersebut.
·        Berpartisipasi dalam proses belajar.
·        Melakukan perubahan pola hidup.

·        Diskusikan diagnosa, rencana/ terapi sasat ini dan hasil yang diharapkan.
·        Kuatkan penjelasan ahli bedah tentang prosedur pembedahan dengan memberikan diagram yang tepat. Masukkan informasi ini dalam diskusi tentang harapan jangka pendek/ panjang dari penyembuhan.
·        Diskusikan perlunya perencanaan untuk mengevaluasi perawatan saat pulang.

·        Memberikan informasi khusus individu, membuat pengetahuan untuk belajar lanjut tentang manajemen di rumah. Radiasi dan kemoterapi dapat menyertai intervensi bedah dan informasi penting untuk memampukan pasien/ orang terdekat untuk membuat keputusan berdasarkan informasi.
·        Lamanya rehabilitasi dan prognosis tergantung pada tipe pembedahan, kondisi preoperasi, dan lamanya/ derajat komplikasi.
·        Pengkajian evaluasi status pernafasan dan kesehatan umum penting sekali untuk meyakinkan penyembuhan optimal. Juga memberikan kesempatan untuk merujuk masalah/ pertanyaan pada waktu yang sedikit stres.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar